Khasiat dan Manfaat Enceng Gondok
Semula enceng gondok dianggap sebagai tanaman yang dapat merusak lingkungan karena sifatnya tumbuh liar di rawa, danau, ssungai, selokan dan genangan air lainnya. Karena sifatnya yang mudah tumbuh dan adaptasi itu, enceng gondok dalam waktu sekejap mampu menutupi permukaan sungaiataupun danau sehingga sangat mengganggu pandangan.
Terkadang juga jadi pemicu banjir karena tanaman yang merambat diatas air itu dapat menahan sampah. Sebab itu, banyak upaya memusnahkan enceng gondok karena dianggap sebagai tanaman pengganggu lingkungan dengan jalan pembabatan.
Tapi ada pula yang berpikiran kreatif dengan memanfaatkan tanaman itu sebagai bahan kerajinan seperti tas, tikar, aksesoris, taplak meja dan sebagainya. Alhasil, limbah yang tadinya sangat membantu akhirnya mampu mendatangkan keuntungan..
Kabar baru yang cukup menggembirakan adalah bahwa tanaman enceng gondok memiliki senyawa kimia penting hingga mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Kandungan Enceng Gondok :
Unsur SiO2, calsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), chlorida (Cl), cupper (Cu), mangan (Mn), ferum (Fe) dan banyak lagi.
Pada akarnya terdapat senyawa sulfate dan fosfat. Daunnya kaya senyawa carotin dan buunganya mengandung delphinidin-3-diglucosida. Dengan seluruh kandungan kimia yang ada itu, enceng gondok dapat menyembuhkan tenggorokan terasa panas, kencing tidak lancar, biduran dan bisul. Kandungan senyawa penting tadi terdapat diseluruh organ tanaman dari akar samapai daun ddapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Bahkan bunganya yang menawan juga bagus dijadikan bahan obat tradisional.
Pemakaian enceng gondok sebagai obat dalam
Sediakan daun enceng gondok dan bagian lainnya sebanyak 20-30 gram lantas digodok. Dinginkan dan air rebusannya diminum.
Untuk mengobati bisul
Siapkan daun atau akar enceng gondok segar secukupnya. Lantas bahan tadi dilumatkan sampai halus, kemudian ditambahkan garam secukupnya, kemudian ditempelkan pada bisul.
Mengobati kencing tidak lancar dan biduran
Batang enceng gondok segar direbus, kemudian air rebusannya di dinginkan kemudian diminum. Hanya dengan pengobatan tradisional itu, air seni bisa lancar.
Eceng gondok atau Eichonia crassipes, tanaman hias asal Brazil yang kini sudah menjadi tanaman gulma itu ternyata dapat diolah menjadi pupuk organik. Sisa-sisa penggunaan pupuk kimia oleh para petani di areal persawahan dan perkebunanyang kemudian hanyut ke sungai dan ke danau, menjadikan pertumbuhan dan penyebaran eceng gondok sangat cepat, sehingga sulit ditangani.
Sifat eceng gondok yangsangat cepat pertumbuhannya itu, menarik sebagian orang untuk menelitinya, apakah eceng gondok bisa dijadikan media untuk mempercepat pertumbuhan tanaman lainnya?
Penelitian menunjukan bahwa tanaman eceng gondok banyak mengandung asam humat. Senyawa itu menghasilkan fitohormon yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Selain itu eceng gondok juga mengandung asam sianida, triterpenoid, alkaloid dan kaya kalsium.
Bagaimana cara pemanfaatan eceng gondok menjadi pupuk organik?
Secara sederhana, pembuatan pupuk organik berbahan eceng gondok adalah sebagai berikut :
· Eceng gondok dicincang atau digiling halus
· Dicampur dengan dedak sebanyak 10%
· Diberi campuran bakteri acetobacter untuk mempercepat dekomposisi. Bakteri acetobacter dicampur dengan molases dengan perbandingan 1:1 selama seminggu. Master bakteri itu siap digunakan setelah berbentuk kapang.
· Campuran bahan tersebut disimpan tertutup selama +/- 4 hari. Bisa dalam bak atau wadah tertutup beralaskan plastik dan ditutup karung goni.
· Kemudian akan terjadi peningkatan suhu campuran bahan tersebut menjadi +/- 50o celcius.
· Dan kemudian proses pembuatan pupuk selesai jika suhu telah turun menjadi +/- 30o celcius.
DAUN ENCENG GONDOK TINGKATKAN KUALITAS TELUR ITIK
Ternak itik berpotensi besar untuk dikembangkan, karena mampu memproduksi telur yang tinggi, tidak mengerami telurnya, harganya relatif stabil dan pemasaran telur relatif murah. Salah satu faktor yang paling menentukan dalam usaha ternak itik adalah faktor makanan sebagai kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi bagi kelangsungan hidup dan proses biologis di dalam tubuh ternak, tambahnya.
Eceng gondok merupakan gulma air yang sering merusak lingkungan dan tidak dimanfaatkan dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan makanan yang bisa menekan harga ransum. Menurut Djafar Baco, pemberian eceng gondok pada makanan itik itu, tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap produksi telur baik dari segi berat maupun jumlah butirnya. Penggunaan eceng gondok itu berpengaruh terhadap warna kuning telur dan tebalkulit telur.
Selama ini kualitas telur untuk perlakuan kontrol (pakan basal) berat telurnya rata-rata 57,7 gram/butir dan untuk perlakuan yang diberi makanan eceng gondok mencapai 59,19 gram/butir.Kontrol adalah 7,29 dan pada perlakuan yang diberi daun eceng gondok adalah 9,10. Kemudian persentase berat kuning telur pada perlakuan kontrol 35,16 persen dan 35,99 persen pada pemberian daun eceng gondok. Rata-rata persentase berat putih telur pada perlakuan kontrol adalah 46,76 persen dan perlakuan dengan pemberian daun eceng gondok adalah 48,69 persen.
Pada perlakuan kontrol (pakan basal), itik diberikan ransum basal dengan kandungan protein kasar 16,06 persen dan energi metabolisme 2544,22- kilo kalori/kg ransum. Melalui pemberian daun eceng gondok pada makanan itik diperoleh konsumsi ransum berdasarkan bahan kering sebanyak 111,79 gram/ekor/hari.Eceng gondok dapat diberikan sampai 10 persen dalam ransum.
Cara pemberiannya ransum basal ditambah daun eceng gondok dalam keadaan segar. Guna menjaga kesegaran dari daun eceng gondok, sebaiknya pengambilan dari lokasi dilakukan setiap pagi.”Sebelum diberikan, daun terlebih dahulu dicincang hingga kecil,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar